Senin, 29 November 2010

CONTOH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

A.  Identitas
Nama Sekolah                   : SMK .....
Mata Pelajaran                  : Bahasa Indonesia
Kelas, Semester                 : X 
Standar Kompetensi          : Berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia setara tingkat Semenjana
Kompetensi Dasar             : Memahami informasi tertulis dalam berbagai bentuk teks.
Indikator                           : 
a.       Mengidentifikasi jenis teks (narasi, deskripsi, dan eksposisi) dengan menggunakan cara/teknik membaca cepat untuk pemahaman.
b.      Memilih fakta dan opini dengan menggunakan cara/teknik membuat catatan.
Alokasi Waktu                   : 2x45 menit (satu kali pertemuan)

B.  Tujuan Pembelajaran 
a.   Siswa dapat mengidentifikasi jenis teks (narasi, deskripsi, dan eksposisi) dengan menggunakan cara/teknik membaca cepat untuk pemahaman.
b.   Siswa dapat memilih fakta dan opini dengan menggunakan cara/teknik membuat catatan.

C. Materi Pembelajaran
a.   Cara/teknik membuat catatan/konsep tentang sarana komunikasi kesadaran berbahasa dan sikap berbahasa yang positif.
b.   Ciri penanda masalah, gaya tulisan, fakta, opini, proses ( imbuhan pe-an), dan hasil (imbuhan -an) yang terdapat dalam teks.

D. Metode Pembelajaran 
a.     Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran  langsung.
b.     Metode yang digunakan adalah tanya jawab dan inquiri.

E. Kegiatan Pembelajaran
a.     Kegiatan Awal
        1.   Apersepsi: mengingatkan kembali tentang teknik membaca cepat dengan menggunakan metode scanning. Kemudian hubungannya dengan jenis karangan dan membuat catatan kaki.
        2.   Motivasi: guru memaparkan pentingnya mempelajari mengenai cara membaca jenis karangan dengan teknik membaca cepat dan membuat catatan kaki.
        3.   Introduksi:
b.     Kegiatan Inti
        1.   Kognitif: Guru menjelaskan secara terperinci mengenai jenis kalimat, teknik membuat catatan kaki, serta penanda masalah, penanda proses dan hasil, maupun fakta dan opini.
        2.   Afektif: setelah menjelaskan materi, guru memberikan contoh latihan soal. Dengan memberikan contoh soal diharapkan siswa dapat memahami materi yang disampaikan.
        3.   Psikomotor: Guru memberikan latihan soal kepada siswa sebagai pendalaman terhadap materi.
c.   Kegiatan Penutup
1.   Guru mengarahkan peserta didik untuk membuat rangkuman/simpulan.
2.      Siswa dan guru merefleksikan pelajaran yang baru berlangsung.
        3.   Guru memberikan evaluasi terhadap proses pembelajaran.

F.   Sumber Belajar 
a.        
b.      Modul Bahasa Indonesia Tingkat Semenjana.
G. Penilaian      
      a.   Penilaian Awal
            Tes Lisan
      b.   Penilaian Akhir
            Tes Tulis     
      c.   Instrumen Penilaian               
      d.   Pedoman Penskoran
            Rubrik penilaian           :-
            Nama kelompok          :-
            Kelas                           : X Busana B

Soal

1.      Baca paragraf berikut dengan cermat. Kemudian tentukan termasuk jenis karangan apa masing-masing paragraf di bawah ini! 

Paragraf 1
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anak-anak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana. 

Paragraf 2
Penggunaan pestisida dan pupuk kimia untuk tanaman dalam jangka waktu lama tidak lagi menyuburkan tanaman dan memberantas hama. Pestisida justru dapat mencemari lingkungan dan menjadikan tanah lebih keras sehingga perlu pengolahan dengan biaya yang tinggi. Oleh sebab itu, hindarilah penggunaan pestisida secara berlebihan

Paragraf 3
Kamar itu, menurut penglihatan saya, sangatlah besar dan bagus. Sebuah tempat tidur besi besar dengan kasur, bantal, guling, dan kelambu yang serba putih, berenda dan berbunga putih, berada di kamar dekat dinding sebelah utara. Kemudian, satu cermin oval besar tergantung di dinding selatan. Di kamar itu juga ada lemari pakaian yang amat besar terbuat dari kayu jati. Lemari kokoh itu tepat berada di samping pintu kamar.
  
Paragraf 4
Siang itu, Sabtu pekan lalu, Ramin bermain bagus. Mula-mula ia menyodorkan sebuah kontramelodi yang hebat, lalu bergantian dengan klarinet, meniupkan garis melodi utamanya. Ramin dan tujuh kawannya berbaris seperti serdadu masuk ke tangsi, mengiringi Ahmad, mempelai pria yang akan menyunting Mulyati, gadis yang rumahnya di Perumahan Kampung Meruyung. Mereka membawakan lagu “Mars Jalan” yang dirasa tepat untuk mengantar Ahmad, sang pengantin…. 

Paragraf 5
Pascagempa dengan kekuatan 5,9 skala richter, sebagian Yogyakarta dan Jawa Tengah luluh lantak. Keadaan ini mengundang perhatian berbagai pihak. Bantuan pun berdatangan dari dalam dan luar negeri. Bantuan berbentuk makanan, obat-obatan, dan pakaian dipusatkan di beberapa tempat. Hal ini dimaksudkan agar pendistribusian bantuan tersebut lebih cepat. Tenaga medis dari daerah-daerah lain pun berdatangan. Mereka memberikan bantuan di beberapa rumah sakit dan tenda-tenda darurat.
 
2.      Sebutkan kegunaan dari membuat catatan!

3.      Pengarang             : Nurhadi
Judul buku             : Membaca Cepat dan Efektif
Penerbit                 : Sinar Baru
Kota                      : Bandung
Halaman                : 25
Tahun                    : 1986

4.      Tentukan penanda masalah, fakta dan opini, serta penanda hasil dan proses dalam kata pada artikel berikut.

Aktivis Ditangkap Bawa Ganja
JAKARTA, KOMPAS.com — FR, mahasiswa yang namanya pernah melambung karena kakinya ditembak polisi saat berdemonstrasi memperingati satu tahun kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono pada 20 Oktober lalu, kini kembali berurusan dengan polisi.
Kali ini, dia tertangkap tangan membawa ganja 1,72 gram. "Dia diamankan petugas kemarin (Kamis) di Jalan Cik Ditiro, Menteng, Jakarta Pusat, saat naik bus Kopaja 502 sekitar pukul 16.30 WIB. Saat itu, petugas kita sedang melakukan Operasi Pekat Jaya dengan meminta penumpang Kopaja untuk turun," kata Kepala Satuan Narkoba Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat Komisaris Apollo Sinambela kepada wartawan, Jumat (26/11/2010).

Apollo mengatakan, saat sedang melakukan pemeriksaan terhadap para penumpang, petugas mencurigai FR yang gerak-geriknya terlihat kikuk. "Gerakannya aneh, ada gerakan tangan yang memindahkan barang dari saku celana dipindah ke sepatu sebelah kanan," jelasnya.

Melihat gerakan mencurigakan, petugas langsung mengamankannya. Ketika polisi menanyakan namanya, barulah polisi tahu orang itu ternyata FR yang pernah berurusan dengan polisi.

"Saat digeledah, petugas menemukan sebuah bungkusan, dan dibuka di hadapan sopir dan kondektur. Isinya ternyata ganja seberat 1,72 gram," jelas Apollo.

Kepada polisi, FR mengaku barang haram itu didapatkan dari seseorang bernama Reno, yang sebelumnya ia jumpai di depan gerbang kampus UBK. FR mengatakan, ganja tersebut tidak akan dijual, tetapi untuk dikonsumsi sendiri di rumah.

Kunci Jawaban.
1.      Paragraf 1= paragraf argumentasi
Paragraf 2= paragraf persuasi
Paragraf 3= paragraf deskripsi
Paragraf 4= paragraf narasi
Paragraf 5= paragraf eksposisi

2.   (1) mendokumentasikan hal-hal penting yang bermanfaat suatu saat,
(2) mengumpulkan informasi untuk bahan penulisan,
(3) memudahkan mengingat kembali, dan
(4) sebagai bahan kutipan dalam karangan ilmiah.

3.      Nurhadi, Membaca Cepat dan Efektif (Bandung: Sinar Baru, 1986), hal. 25

4.      a.   Penanda Masalah
(1)   FR seorang mahasiswa kini berurusan dengan polisi.
(2)  Dia tertangkap tangan membawa ganja 1,72 gram.
b.   Fakta dan opini
      Fakta:
(1)   FR tertangkap tangan membawa ganja 1,72 gram.
(2)   Dia diamankan petugas kemarin (Kamis) di Jalan Cik Ditiro, Menteng, Jakarta Pusat, saat naik bus Kopaja 502 sekitar pukul 16.30 WIB.
Opini:
(1)   Apollo mengatakan, saat sedang melakukan pemeriksaan terhadap para penumpang, petugas mencurigai FR yang gerak-geriknya terlihat kikuk.
(2)   FR mengatakan, ganja tersebut tidak akan dijual, tetapi untuk dikonsumsi sendiri di rumah.
c.   Penanda hasil dan proses
      Penanda proses:
(1)   Saat sedang melakukan pemeriksaan terhadap para penumpang.
pe-an + periksa = pemeriksaan
pemeriksaan = proses memeriksa.
            Penanda hasil:
(2)   Melihat gerakan mencurigakan, petugas langsung mengamankannya.
gerak + -an = gerakan
gerakan = hasil bergerak
                                                                                                             
Nilai siswa diperoleh dgn rumus sbb:

Nilai = Skor perolehan x 100
            Skor maksimal



Minggu, 28 November 2010

PENGARUH DETERMINASI BAHASA GAUL (PROKEM) TERHADAP PERBENDAHARAAN BAHASA INDONESIA


Bangga menggunakan bahasa Indonesia merupakan wujud dari kecintaan terhadap tanah air kita Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional dan itu sudah diatur dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor 24 tahun 2009 pasal 25 tentang bahasa. Pentingnya pengaturan dan penjelasan terhadap status bahasa Indonesia karena bahasa Indonesia bukan hanya digunakan sebagai bahasa percakapan baik itu formal atau nonformal melainkan juga sebagai bahasa ilmiah yang berpengaruh besar terhadap pembangunan nasional.
Sebagai sarana komunikasi, bahasa Indonesia mempunyai peran untuk menyampaikan informasi. Peran sebagai penyampai informasi ini menuntut agar bahasa Indonesia itu digunakan dengan baik dan benar. Hal ini cukup mendasar karena bahasa Indonesia diharapkan mampu sejajar dengan bahasa internasional.

Berdasarkan penggunaannya bahasa Indonesia dibagi menjadi ragam lisan dan tulisan. Kemudian ragam baku dan nonbaku. Semuanya itu digunakan bergantung pada situasi dan tempat juga dengan siapa bahsa Indonesia itu digunakan. Dalam kondisi tertentu, seperti situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar menjadi prioritas utama. pada situasi seperti ini bahasa yang digunakan adalah bahasa yang baku. Penggunaan bahasa sesuai konteks akan sesuai dengan kaidah penggunaan bahasa. Apabila bahasa baku digunakan dalam situasi santai maka tidak sesuai dengan kaidah penggunaan bahasa.

Bahasa Indonesia sejatinya mengalami perkembangan. Dari segi usia bahasa Indonesia masih tergolong bahasa muda. Ditetapkan sebagai bahasa nasional dalam kongtes pemuda tanggal 28 Oktober 1928, bahasa Indonesia terus mengalami perkembangan. Boleh dikatakan bahasa Indonesia dewasa ini bukanlah murni lagi bahasa Melayu khususnya melayu Riau, melainkan bahasa baru. Bahasa Indonesia dikatakan bahasa baru kerena dari segi struktur bahasa maupun kosakata telah mengalami perubahan. Bahasa Indonesia mengalami penyempurnaan dengan penggunaan kosakata-kosakata dari bahasa daerah dan bahasa asing. Total ada kurang lebih 357.000 kosakata bahasa asing yang menjadi bahasa Indonesia.

Bahasa yang masih berkembang ini menjadikan bahasa Indonesia rentan terhadap perubahan. banyak faktor yang bisa mampengaruhi perubahan tersebut seperti penggunaan bahasa prokem yang menasional. Dan juga penggunaan bahasa asing yang terus menekan keberadaan bahasa Indonesia. Tulisan ini akan mambahasa pengaruh bahasa prokem—yang biasa digunakan anak muda perkotaan—terhadap bahasa Indonesia.

BAHASA GAUL (PROKEM)

Bahasa prokem adalah ragam bahasa Indonesia nonstandar yang lazim digunakan di Jakarta pada tahun 1970-an yang kemudian digantikan oleh ragam yang disebut sebagai bahasa gaul (Wikipedia). Berdasarkan sejarahnya bahasa ini adalah bahasa sandi yang digunakan oleh anak jalanan atau preman/prokem (pr+OK+em+an= prokem; dua fonem terakhir dihilangkan). Bahasa gaul (prokem) mengawali popularitasnya pada tahun 1998 (Ajip Rosidi). Ternyata seiring perkembangannya bahasa para prokem ini menjadi bahasa pergaulan yang penyebarannya sulit untuk dibendung.

Bahasa gaul (prokem) bagi bahasa Indonesia jelas menjadi ancaman yang besar. Bisa dilihat penggunaan bahasa gaul (prokem) ini telah mengalahkan popularitas bahasa Indonesia. Dewasa ini media elektronik seperti televisi semakin mendukung penyebaran dan penggunaan bahasa gaul. Mulai dari industri periklanan, sinetron, industri perfilman, semuanya gencar menggunakan bahasa gaul.  

Celakanya penggunaan bahasa gaul ini semakin diperparah oleh pejabat yang begitu latah menggunakannya. Dalam situasi formal sekalipun bahasa gaul ini digunakan. Jelas sudah bahwa hal ini sudah tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. 

Perlu untuk dipahami bahawa bahasa gaul (prokem) bukanlah merupakan bagian dari bahasa resmi. Pada dasarnya bahasa ini adalah bahasa yang digunakan pada tingkatan rendah yaitu sebagai bahasa percakapan. msekipun secara struktur tidak jauh berbeda dengan struktur bahasa Indonesia baku. Fakta ini kadang membingungkan orang asing yang sedang belajar bahasa Indonesia karena mereka akan susah untuk membedakan bahasa prokem sebagai bahasa pergaulan dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi. Hal ini disebabkan karena eksploitasi bahasa prokem yang begitu gencar. Akibat buruknya adalah makain tergerusnya perenan bahasa Indonesia dalam penggunaannya sehari-hari.

Kesalahannya adalah tidak adanya saringan ataupun pembendungan terhadap penyebaran dan penggunaan bahasa prokem ini. Media pertelevisian di Indonesia tidak mampu memfilter penggunaan bahasa prokem ini secara terus menerus. Media televisi cenderung membiarkan penggunaan bahasa prokem ini sebagai alat komersialisasi. Pemerintah seharusnya jeli dalam melihat kondisi ini. Pembatasan penggunaan bahasa prokem dalam media pertelevisan atau periklanan harus diterapkan. 

Kekhawatiran yang nyata adalah akibat dari perkembangan dan penggunaan bahasa gaul akan mempengaruhi perbendaharaan bahasa Indoneisa. Akhirnya dapat diprediksi lambat laun perbendaharaan bahasa gaul (prokem) bisa menjadi bahasa baku dalam bahasa Indonesia. Konkritnya bahasa Indonesia bukan makin berkembang menjadi bahasa ilmiah melainkan tergerus ke lembah kehancuran.

Satu diantara banyak jalan keluar adalah pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah harus lebih memadai. Materi pembelajaran bahasa Indonesia harus mempunyai prioritas yang utama. Tujuan pokok belajar bahasa Indonesia harus diterapkan. Selain itu, yang perlu menjadi perhatian adalah bagaimana menarik minat baca peserta didik terhadap buku-buku bahasa dan sastra Indonesia. Karena dengan itu niscaya perkembangan bahasa gaul dapat dibendung. Harus ada sinkronisasi dan kerjasama berbagai pihak entah itu akademisi, pelajar, pejabat pemerintah, serta lembaga terkait agar penggunaan bahasa Indonesia mencapai entitas utamanya. Kuncinya adalah penting untuk setiap rakyat Indonesia untuk memiliki kecintaan terhadap bahasa Indonesia.***



PERANAN BAHASA INDONESIA DALAM BERBAGAI KONTEKS


Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan yang panting dalam kehidupan manusia. Bahasa hakikatnya digunakan oleh setiap orang. Bahasa digunakan oleh orang tua, anak-anak, pelajar, mahasiswa, pejabat pemerintahan, dan masih banyak lagi. Kehebatan bahasa adalah mampu menyentuh setiap sendi kehidupan. Hal itulah yang membuat bahasa memegang peranan yang begitu penting dalam kehidupan manusia.  

Undang-Undang Dasar RI 1945, Pasal 36 mengatakan bahwa bahasa Negara ialah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia juga menjadi bahasa persatuan dan itu tertera dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Indonesia yang memiliki keberagaman dalam bahasa karena memiliki banyak sekali bahasa daerah memerlukan satu bahasa nasional yang berfungsi mengintegritaskan seluruh bahasa daerah. kekuatan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional membantu dalam percepatan pembangunan. Oleh sebab itu, pemerintah dengan seksama mengatur fungsinya dalam perundang-undangan.

Kita tidak dapat menerima begitu saja kehadiran bahasa Indonesia tanpa mau mengenal sejarahnya. Bahasa Indonesia pada awalnya merupakan bahasa Melayu. Dipilihnya bahasa Melayu pada karena bahasa ini merupakan bahasa yang banyak digunakan di berbagai daerah di Indonesia pada awal-awal kemerdekaan. Para pemimpin besar pada saat itu menggunakan bahasa Melayu sebagai alat komunikasi dan sebagai alat perjuangan. Penggunaan bahasa Melayu yang berlanjut dan signifikan ini akhirnya dimonumenkan menjadi bahasa nasional dalam kongres pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Pemilihan bahasa Melayu saat itu disetujui pula oleh Soekarno. Maka ditetapkan bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa Melayu Riau. Beberapa kali kongres nasional semakin memantapkan bahasa Indonesia sesuai kedudukannya.
Bahasa Indonesia mempunyai fungsi dan kedudukan. Fungsi bahasa Indonesia sebagaimana “Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional” di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975 adalah sebagai lambang kebanggaan nasional, lambang identitas nasional, alat pemersatu, alat perhubungan antarbudaya antardaerah. Sementara kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa bahasa negara. Fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia berguna untuk memperkuat dan memperjelas peranan bahasa Indonesia dalam penggunaannya.

PERANAN BAHASA INDONESIA DALAM DUNIA PENDIDIKAN
Bahasa selain sebagai alat komunikasi juga digunakan dalam dunia pendidikan. Penggunaan bahasa Indonesia dalam dunia pendidikan juga sesuai dengan fungsi dan kedudukannya. Oleh karena itu, kemampuan berbahasa Indonesia merupakan syarat mutlak bagi peserta didik. Ketika mengajarkan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, para pendidik juga harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar karena para pendidik menjadi rule model bagi peserta didik.
Pelajaran bahasa Indonesia menjadi salah satu pelajaran pokok yang diajarkan di sekolah. selain itu pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah juga telah diatur di dalam kurikulim. Hal ini agar pengajaran bahasa di sekolah dilaksanakan secara berjenjang dan teratur.  Tujuan pokok pembelajaran adalah mampu dan terampil berbahasa Indonesia dengan baik dan benar setelah mengalami proses pembelajaran.
Ada empat keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan, menulis, membaca, dan berbicara. Keempat aspek keterampilan berbahasa itu saling berkaitan dan berhubungan baik dalam pemerolehannya dan penggunaannya.

BAHASA INDONESIA DALAM KONSEP ILMIAH
Seperti dijelaskan di atas, sebagai bahasa negara bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga kependidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Bahasa Indonesia tidak hanya dipakai sebatas sebagai bahasa percakapan juga dipakai sebagai bahasa ilmiah. Penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmiah ini diharapkan agar bahasa Indonesia makin kuat peranannya terlebih dalam dunia pendidikan.
Berdasarkan penggunaannya dalam konsep ilmiah, bahasa Indonesia lebih diperhatikan kearah ketatabahasaan. Entah itu tentang penggunaan ragam bahasa, ejaan, struktur kalimat dalam bahasa, dan masih banyak lagi. Bahasa Indonesia dalam konsep ilmiah lebih mengutamakan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmiah. Oleh sebab itu, setiap aspek yang terkandung dalam bahasa itu menjadi objek kajian dan penelitian.